Konsekuensi Perbedaan Idul Adha 1443

Sebagai konsekuensi dari perbedaan hari raya idul adha 1443, berikut ini beberapa pilihan praktik yang mungkin diambil dan dilakukan oleh kaum muslimin Indonesia, sesuai pilihan dan kondisi masing-masing, wabilkhusus terkait pelaksanaan puasa Arafah, shalat dan khutbah hari raya serta penyembelihan hewan qurban:

  1. Shalat idul adha dan mulai menyembelih hewan qurban pada hari Ahad 10/7, serta puasa Arafah pada hari Sabtu 9/7, sesuai keputusan hasil sidang itsbat kemenag RI.
  2. Shalat idul adha dan mulai menyembelih hewan qurban pada hari Sabtu 9/7, serta puasa Arafah pada hari Jum’at 8/7, menurut metode hisab hakiki wujudul hilal atau karena mengikuti praktik manasik haji di Tanah Suci Makkah Al Mukarramah.
  3. Shalat idul adha dan mulai menyembelih hewan qurban pada hari Ahad 10/7, tapi puasa Arafah pada hari Jum’at 8/7 (sesuai hari wuquf). Dengan alasan shalat id merupakan ibadah jama’iyah sebagai salah satu syiar utama kemeriahan hari raya, sehingga harus dilakukan bersama-sama dengan mayoritas muslimin yang merayakannya di lingkungan dimana seseorang tinggal atau berada. Sedangkan puasa Arafah lebih bersifat fardiyah (personal), dimana masing-masing bisa dengan leluasa melakukannya sesuai pilihannya sendiri tanpa perlu mempertimbangkan praktik orang lain.
  4. Shalat idul adha dan mulai menyembelih hewan qurban pada hari Ahad 10/7, serta puasa Arafah pada hari Jum’at 8/7 dan juga hari Sabtu 9/7 sekaligus (“madzhab” pemaduan). Hal ini sesuai dengan fatwa sebagian ulama, antara lain fatwa Syeikh Prof. DR. Sulaiman Al Ruhaili, guru besar di Islamic University Madinah Al Munawwarah dan pengajar tetap di Masjid Nabawi.
  5. Shalat idul adha pada hari Sabtu 8/7 dan puasa Arafah pada hari Jum’at, tapi mulai menyembelih hewan qurban pada hari Ahad 10/7, dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, khususnya bagi panitia qurban, demi mengantisipasi kalau-kalau ada penitip amanah qurban yang baru mengikuti hari raya dan shalat id pada hari Ahad 10/7.
  6. Shalat idul adha dua kali, pada hari Sabtu 9/7 dan juga hari Ahad 10/7 sekaligus, sebagai konsekuensi atau sesuai tuntutan lokasi keberadaan yang berbeda pada dua hari tersebut.
  7. Shalat idul adha dua kali, pada hari Sabtu 9/7 dan juga hari Ahad 10/7 sekaligus, serta khutbah id sekali pada hari Sabtu 9/7, sesuai tuntutan lokasi keberadaan yang berbeda pada dua hari tersebut, juga sebagai konsekuensi dari keterikatan janji khutbah yang telah bibuat jauh-jauh hari.
  8. Sama dengan nomor 7, akan tetapi dengan jadwal khutbah pada hari Ahad 10/7, dan dengan alasan yang secara umum sama.
  9. Shalat dan khutbah idul adha dua kali sekaligus, pada hari Sabtu 9/7 dan Ahad 10/7 tersebut, karena adanya kondisi dan tuntutan kebutuhan tertentu.

Selamat berfastabiqul khairat pada hari-hari termulia dan paling berkah ini, sekaligus mari menikmati perbedaan yang terjadi dengan segala bentuk sikap kelegowoan dan toleransi sampai tingkat kompromi nan indah!
Seraya mari pula tak henti berharap dan berdoa, semoga secepatnya bisa didapat pola tertentu yang akan menjamin tak terjadinya lagi dualisme hari raya pada masa-masa mendatang, dengan izin Allah dan taufiq-Nya!

Tinggalkan komentar

Filed under Dzulhijah dan Haji, Idul Adha & Qurban

Berbagi Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s