Penyihir Vs Al Baqarah

Tersebutlah seorang perempuan muslimah yang salehah, cantik lagi kaya, dari salah satu negara Arab. Dia dilamar oleh seorang laki-laki. Tapi setelah diberi tahu bahwa, si pelamar/peminang seorang yang lemah agamanya, diapun secara tegas menolaknya. Karena yang dia cari dan butuhkan sebagai suami hanyalah seorang lelaki yang saleh saja.

Sementara itu, begitu tahu pinangannya ditolak, rupanya lelaki tersebut tersinggung berat dan benar-benar tidak terima. “Bagaimana mungkin aku ditolak oleh seorang wanita? Memang siapa dia? Ini benar-benar “pelecehan” yang tidak bisa dibiarkan!” Demikian kira-kira gumamnya pada diri sendiri, penuh emosi.

Maka diapun bertekad untuk bisa mendapatkan wanita tersebut dengan cara apapun. Dan sepertinya di negeri Arab juga berlaku pepatah sesat ini: “Cinta ditolak, dukun bertindak”. Ya benar, jalan yang ditempuhnya tak lain adalah dengan mendatangi seorang dukun penyihir yang diharap bisa membantunya.

Dukun penyihir berkata: wah kalau untuk mewujudkan keinginan agar perempuan tersebut bisa berubah sikap jadi mau, luluh dan takluk padamu, maka ada beayanya yang lumayan. Si lelaki menjawab: ya tidak masalah, saya siap membayar berapapun! Dukun: okelah kalau begitu, silakan datang lagi besuk.
Tapi ketika pria tersebut kembali lagi keesokan harinya, ternyata sang dukun justru meminta maaf. Dia mengaku tidak sanggup memenuhi permintaannya. Karena seluruh sihir yang dikirimkannya kepada wanita dimaksud, tidak ada yang mampu menembus benteng penjagaan dirinya. Akhirnya sang penyihir menyarankan agar dia pergi ke dukun penyihir lain yang dianggap berkemampuan lebih tinggi darinya.

Ya begitulah. Dia lanjutkan upaya busuknya dengan melangkahkan kaki ke tempat dukun kedua. Dan setelah menceritakan masalahnya serta menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya, dukun penyihir  kedua inipun memintanya agar datang lagi esuk harinya untuk mendapatkan apa yang diminta.

Akan tetapi saat datang lagi sesuai janji, ternyata apa yang terjadi dengan dukun pertama, juga terulang lagi dengan dukun yang kedua ini. Dimana diapun menyatakan tidak berdaya memenuhi permintaan dan terpaksa harus menyerah saja.

Sementara si lelaki sendiri tetap keukeuh dengan niat jahatnya, dan belum mau menyerah. Sehingga atas saran dukun kedua, diapun melanjutkah upaya dengan pergi ke dukun penyihir ketiga yang tak lain merupakan guru dan master bagi kedua dukun sebelumnya dan mungkin bagi yang lainnya juga.

Sehingga tentu diyakini berkemampuan sihir yang jauh lebih tinggi. Disamping jelas “mahar” yang harus dibayar juga lebih mahal lagi. Namun itu semua bukanlah masalah bagi yang bersangkutan. Karena baginya, yang terpenting itu nafsunya bisa terpuaskan, tak peduli berapapun harga yang harus dibayar!

Dan seperti dua dukun penyihir sebelumnya, yang ketiga inipun juga meminta tenggat waktu sehari untuk bisa menyiapkan dan mengerjakan “pesanan”. Hanya saja,  aneh tapi nyata, ketika lelaki tersebut kembali pada hari berikutnya, sesuai kesepakatan, lagi-lagi hasil yang didapat oleh sang master sihir inipun tetap nihil, persis seperti yang sebelumnya juga.

Dia bahkan berkata kepada si pria pemesan: Mungkin saja bintang-bintang di langit masih lebih dekat dan lebih mudah untuk bisa kamu raih daripada jika kamu hendak menjangkau dan menyentuh wanita ini. Karena bahkan sampai aku sudah kirim jin-jin marid (jin “kelas master”) kepadanya, tapi semuanya terpental. Semuanya tanpa kecuali. Tak ada satupun yang berdaya menjebol dinding bertahanannya dan mempengaruhinya!

Mengapa? Karena setiap malam sebelum tidur, dia hampir tidak pernah lupa atau lalai untuk membaca surah Al-Baqarah secara lengkap! Jadi inilah rupanya rahasia di balik kokohnya tembok perlindungan dirinya. Sehingga tidak mampu dilawan oleh sihir dan jin dengan daya ganggu terhebat sekalipun!

Sungguh benar sekali sabda Baginda Nabi saw: “Bacalah surah Al Baqarah! Karena sungguh mengambilnya (membacanya) adalah sebuah keberkahan, dan mengabaikannya adalah sebuah kerugian, serta para penyihirpun tidak mampu melawannya” (HR. Muslim).

 

Tinggalkan komentar

Filed under Ruqyah Syar'iyah

Berbagi Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s