Perisai Diri Dari Gangguan Syetan dan Jin

  1. Mnguatkan iman, mengikhlaskan niat, meluruskan aqidah, dan memurnikan tauhid dari segala bentuk syirik besar maupun kecil.
  2. Beribadah sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhkan diri dari segala jenis bid’ah dalam peribadatan ritual, baik berupa bid’ah dalam tata cara ibadah maupun bid’ah dalam tujuannya.
  3. Secara umum, selalu menjaga ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
  4. Memelihara shalat fardhu secara tepat waktu dan dengan berjamaah di masjid bagi kaum pria, serta juga shalat-shalat nafilah (sunnah), khususnya shalat rawatib, qiyamul lail (minimal witir 3 rakaat) dan shalat dhuha minimal 2 rakaat.
  5. Memperbanyak tilawah Al-Qur’an setiap hari, khususnya pada malam hari, atau minimal mendengarkannya bagi yang terhalang, dan lebih afdhal jika disertai dengan membaca terjemah tafsirnya untuk tadabbur.
  6. Mempersempit jalan syethan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal  tiga hari setiap bulan, yang boleh dan sunnah dilakukan pada tanggal berapapun, secara berurutan ataupun terpisah-pisah. Namun lebih utama jika ditepatkan pada ayyamul bidh, yakni tanggal 13, 14 dan 15.
  7. Senantiasa membasahi lidah  dan bibir dengan banyak berdzikir, baik dzikir secara khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu maupun dzikir secara umum seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan lain-lain.
  8. Menjaga wirid dzikir pagi dan petang dengan himpunan dzikir Al-Ma’tsurat misalnya atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
  9. Membekali diri dengan ilmu yang shahih (benar dan baik) berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, sesuai manhaj (garis dan pola baku pemahaman) Ahlussunnah Waljamaah, dengan banyak membaca, berkonsultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji (tersistem/terpola/tertata), dan lain-lain. Khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnafs (penyucian jiwa), tafsir Al-Qur’an, dan Al-Hadits.
  10. Menjauhkan diri dari kebiasaan melamun dan mengkhayal, serta menghindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani sampai membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, dan semacamnya, secara berlebihan, apalagi sampai putus asa.
  11. Mempertahankan diri selalu berada di tengah lingkar pertemanan, kebersamaan dan komunitas islami yang istiqamah atau kondusif bagi terjaganya kestabilan iman.
  12. Sering-sering bermuhasabah (berevaluasi/beritrospeksi) diri yang diikuti dengan senantiasa melakukan taubatan nashuha dan istighfar sebanyak-banyaknya.
  13. Berusaha selalu memperbarui wudhu dari waktu ke waktu. Baik wudhu yang berfungsi sebagai sarana bersuci, maupun wudhu yang bersifat murni ta’abbudi (sebagai bentuk ibadah ritual tersendiri). Dimana dengan sifat kedua ini, wudhu juga tetap disyariatkan dan disunnahkan bagi misalnya kaum perempuan yang sedang berhalangan sekalipun. Karena memang salah satu manfaat utama wudhu, dengan kedua fungsi dan sifatnya tersebut, adalah sebagai wasilah perlindungan diri. Dan kebutuhan perempuan berhalangan akan hal itu tentu lebih besar daripada yang lain.
  14. Berupaya selalu menutup dan mengakhiri aktifitas hidup setiap hari dengan melakukan tidur secara islami, yakni sesuai tuntunan dan contoh sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan cara :
    1. Tidur dengan niat, yang meliputi: tidur dengan sengaja, berserah diri kepada Allah,  memohon perlindungan dan penjagaan dari-Nya, dan berharap dibangunkan secara tepat waktu sesuai keinginan, sebaiknya sebelum subuh.
    2. Berwudhu, termasuk bagi yang berhalangan atau dalam kondisi junub.
    3. Shalat witir 3 rakaat, kecuali bagi yang yakin akan bangun malam.
    4. Membersihkan dan merapikan tempat tidur.
    5. Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 / 34 kali.
    6. Membaca Ayat Kursi dan dua/tiga ayat terakhir Surat Al-Baqarah.
    7. Mendekatkan dan menelangkupkan kedua telapak tangan ke mulut, seraya membaca surat-surat al-mu’awwidzat (surat-surat perlindungan): Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas, sambil meniup-niupkan nafas, lalu mengusapkan kedua telapak tangan tersebut pada anggota badan semerata mungkin. Dan ini dilakukan tiga kali.
    8. Membaca satu atau lebih diantara doa-doa tidur yang maktsur dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
    9. Berupaya kuat untuk bisa membersihkan hati dari segala sisa perasaan yang buruk dan negatif terhadap siapapun diantara sesama saudara muslim.
    10. Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan.
    11. Jika bermimpi buruk hendaklah :     1) Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali.                               2) Ber-ta’awwudz (membaca a’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim).        3) Mengubah posisi tidur.           4) Tidak menceritakannya.     5) Lebih baik jika bangun, berwudhu, lalu shalat.
    12. Membaca doa bangun tidur.
    13. Jika tidak bisa melakukan tuntunan-tuntunan diatas secara lengkap dan sempurna, maka setidaknya tidak meninggalkan kadar minimal cara tidur yang nyunnah, yakni dengan berwudhu, membaca doa tidur terpendek, dan tidur dengan niat yang baik.

1 Komentar

Filed under Aqidah, Tazkiyah dan Akhlak

One response to “Perisai Diri Dari Gangguan Syetan dan Jin

  1. Assalamualaiku ustadz, bagaimana bila ada orang yang baca Al Muawidzatain atau doa lainnya tapi sepertinya setan tetap tidak takut terhadap orang tersebut. Ada yg salah dimana ya? Ataua ada kisah yg setan malah menertawakannya. Mohn penjelasannya ustadz, syukran.

Berbagi Komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s